Busur Panah Pendidikan adalah Keluarga

Globalisasi dengan segala maha dahsyat dampaknya sudah tidak dapat dibendung lagi. Perkembangan teknologi yang pesat dalam bidang transportasi, media elektronik dan komunikasi menjadikan kita dimanjakan akan teknologi. Tentunya kita sebagai khalayak umum wajib mengikuti arus perkembangan zaman tersebut. Banyak hal positif maupun negatif yang menggentayangi kehidupan kita. Akhir-akhir ini yang sering kita tonton di televisi tentang maraknya kasus kriminalitas. Apa sebenarnya faktor yang mendorong kejahatan tersebut terjadi? Bagaimana jika hal tersebut menimpa keluarga kita? Era digital bagaikan pisau bermata dua. Jika kita tidak berhati-hati maka kita akan terkena sendiri imbasnya. Disinilah peran serta keluarga diperlukan. Keluarga adalah tempat utama penyelanggaraan pendidikan di era kekinian ini.
Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Tidak hanya didapat di sekolah saja, pendidikan juga bisa kita dapatkan di lingkungan keluarga. Keluarga adalah salah satu lembaga yang berperan dalam pendidikan karakter anak. Menyikapi fenomena dan tantangan pendidikan di masa sekarang dan yang akan datang. Peran keluarga sudah semestinya lebih diperkuat dan ditingkatkan dalam rangka mendukung potensi yang dimiliki anak. Mengingat persaingat semakin ketat di Era global. Bukankah salah satu tujuan bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa? Tapi bukan sekedar cerdas, berkarakter, bermoral, dan cinta tanah air juga diperlukan untuk membangun negeri ini.
Banyak orang tua yang hanya menuntut anaknya menjadi yang terbaik. Namun, pada kenyataannya tuntutan tersebut tidak diimbangi dengan pemberian hak kebebasan untuk berekspresi. Akibatnya banyak sekali potensi anak yang terabaikan bahkan tertutup. Sebagaimana orang tua pasti mengiginkan anaknya menjadi sosok yang sempurna tanpa melihat kemampuan dan keinginan si anak, tanpa mereka sadari dengan keaadan ini sang anak akan mudah sekali terpengaruh dengan keadaan sekitarnya yang tak mendukungnya. Anak adalah amanah bagi orang tua. Dalam peran mendidik anak kedua orang tua wajib ikut serta dalam tumbuh kembang sang anak. Awal pementukan karakter anak dimulai dari menirukan apa yang ada di dekatnya. Oleh karena itu sebagai orang tua hendaknya memberikan contoh yang positif. Keluarga sebagai bagian kecil yang menjadi wadah bagi anak mengekspresikan dirinya. Kesuksesan sang anak juga ditentukan oleh lingkungan sekitarnya. Tentunya peran serta orang tua sangatlah utama. Menanamkan hal yang baik pada anak akan membawa kebaikan pula bagi tumbuh kembang si anak.
Guna mengikuti perkembangan era digital yang kekinian ini, pengendalian terhadap media sosial sangatlah penting. Kekinian bukan diartikan layaknya kita harus selalu eksis di media sosial. Seperti halnya tampil dengan barang-barang mewah dan dipamerkan di media sosial, berswafoto ditempat-tempat yang membahayakan guna mendapatkan pujian yang banyak, bahkan memiliki peralatan termoderen keluaran terbaru namun tidak cakap dalam menggunakannya bukanlah arti dari kekinian. Inilah yang kurang dipahami oleh para generasi muda zaman sekarang.
 Peran serta keluarga untuk mengarahkan anak menjadi kekinian di zaman moderen ini adalah dengan cara merangkul anak untuk mengekspresikan dan mendalami bakat yang dimilikinya. Mengarahkan anak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan positif tanpa mengesampingkan kebutuhan anak untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Terlebih orang tua harus mengerti terhadap perkembangan dunia digital agar dapat mendampingi, mengawasi, mengontrol dunia digital anak-anaknya. Jangan malas untuk belajar hal baru. Kemudian, keluarga hendaknya mempunyai ruang digital terbuka, bukan di kamar tertutup.
Sebenarnya banyak contoh nyata yang telah diliput oleh media terkait kesuksesan peran serta keluarga dalam mendidik anak, seperti keluarga besar gen halilintar. Siapa yang tidak tau akan keluarga ini? mereka merupakan keluarga kecil tapi  besar. Bagaimana tidak besar anggota keluarganya saja berjumlah seperti kesebelasan tim sepak bola.Namun dengan kondisi seperti itu tidak membuat orang tua kewalahan serta menjadikan anaknya sebagai santapan teknologi yang mengerikan ini. Keluarga ini menjuluki dirinya sebagai tim. Mereka telah melakukan perjalan bisnis keliling dunia, ke 120 negara dengan memboyong seluruh anggota keluarga tanpa didampingi asisten atau pembantu. Tak lupa pendidikan agama pun sangat ditekankan, untuk keseharian dan perilaku anak sangat menghormati satu sama lain. Dalam urusan tugas rumah, seluruh anak sudah dibiasakan untuk mandiri dan menjalankan tugas seperti management hotel. Ada yang berperan sebagai chef, operator laundry, house keeping, dan operator lainya. Banyak yang bisa kita pelajari dari keluarga ini.
Contoh lainnya dari keluarga Deddy Corbuzier yang mengajarkan pada anaknya biarpun keaadan keluarga yang berantakan tidak selamanya berimbas buruk pada anaknya. Azka sapaan anak dari Kalina Ocktaranny ini tidak hanya berdiam atau mengalihakan permasalahnya pada sesuatu yang berbau negatif, meski banyak masalah yang terjadi dalam kehidupannya tidak menjadikan Azka mundur. Dia menjadi lulusan terbaik dalam sekolahnya, tidak berhenti di situ dia juga menerbitkan buku yang menceritakan tentang kehidupannya yang broken home. Ceritanya itu ditulis dalam sebuah buku yang berjudul Story of My Life. Seperti yang terlihat saat ini, meski Deddy dan Kalina sudah bercerai mereka tetap menjaga komunikasi yang baik dengan Azka.
Dari contoh diatas apa yang dapat kita petik? Sebagai orang tua kita wajib memberikan hak yang dibutuhkan anak. Dalam hal orang tua tidak hanya memikirkan apa yang anak inginkan, tapi juga harus mencoba  apa yang mereka rasakan. Sharing dalam berbagai hal antar anggota keluarga juga sangat penting. Dengan sharing akan mengurangi beban masalah yang di hadapi dan dapat membuat kita merasa lebih tenang. Sharing juga dijadikan sebagai ajang bertukar pikiran, berinteraksi lebih dalam, serta kedekatan emosional antar keluarga akan semakin terjalin. Jadi apa yang dapat kita petik dari pembahasan di atas? Pengawasan dari orang tua sangat dibutuhkan. Bukan hanya dari segi finensial tapi juga dari segi psikis. Orang tua harus berperan aktif dalam Era kekinian ini, mendampingi putra putrinya bukan hal yang diacuhkan lagi.
Pendidikan merupakan modal berharga yang diperoleh dari pengaruh lingkungan yang menuntun seseorang agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang diciptakan sebagai generasai yang bertanggungjawab. Saya yakin pendidikan di Indonesia dapat lebih maju lagi melalui campur tangan keluarga. Jadi jika bukan berawal dari keluarga yang baik. Terus siapa lagi?

#sahabatkeluarga

Referensi
1. Sahabat Keluarga Kemdikbud. http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id. Diakses pada Tanggal 14 Agustus 2018 Pukul 12.20 WIB.

2. Elearning Wasum. http://elearning.dwasum.web.id. Diakses pada tanggal 14 Agustus 2018 Pukul 12.25 WIB.

Posting Komentar

0 Komentar