Highlight-Teknologi telah berkembang secara luar biasa. Dalam bidang kelautan salah satunya adalah diciptakannya ROV yang sangat membantu kegiatan penelitian. Alat ini mampu melihat isi lautan hingga kedalaman ribuan meter.
Mempelajari isi laut dalam kini bukan hal yang mustahil untuk dilakukan, sekarang semakin banyak penelitian yang dilakukan dalam rangka menguak dunia bawah air.
Kegiatan penyelaman seringkali dibutuhkan dalam suatu penyelidikan bawah air, biasanya dibutuhkan tim penyelam handal untuk bisa membantu penyelidikan ini. Namun kesulitan akan timbul apabila titik lokasi yang akan diselidiki berada pada kedalaman ribuan meter di bawah laut. Kemampuan manusia tentu sangat terbatas dalam melakukan penyelaman, semakin dalam penyelaman dilakukan semakin besar resiko yang harus dihadapi oleh seorang penyelam. Saat seperti inilah dibutuhkan alat yang mampu memecahkan masalah tersebut.
ROV memiliki kemampuan untuk mendokumentasikan apa yang tertangkap oleh kamera video yang tertanam pada tubuhnya, dan dengan dipasang alat pengait yang berfungsi sebagai tangan ia mampu mengambil contoh material dasar laut yang kemudian bisa diteliti di laboratorium. Dalam tubuh ROV juga memungkinkan untuk dipasang alat-alat lain sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Robot yang pada awalnya banyak digunakan dalam bidang pertambangan untuk memasang pipa-pipa di bawah laut ini kini juga dibutuhkan dalam bidang kelautan, antara lain untuk membantu kegiatan penelitian di laut dalam. ROV digerakkan oleh operator yang berada di atas kapal, dan dengan menggunakan remote control serta video yang tampak pada monitor maka sang operator bisa mengarahkan ROV sesuai keinginan. Kabel digunakan untuk menghubungkan antara ROV dengan operator.
Beberapa kegiatan penelitian di Badan Penelitan dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan telah menggunakan jasa robot yang mampu menyelam dengan kendali manusia dari jarak jauh, baru-baru ini telah berlangsung kegiatan INDEX-SATAL 2010 yang mengeksplor kondisi dasar laut Perairan Sangihe-Talaud. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat, menggunakan Kapal Riset Ocean Explorer milik NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) dan Kapal Riset Baruna Jaya IV milik BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). ROV bernama Litlle Hercules yang digunakan dalam ekspedisi ini mampu menyelam hingga kedalaman 4000 meter. Gambar yang ditangkap oleh ROV langsung dapat dinikmati oleh para peneliti di ruang kendali yang berada di darat. Hasil dari ekspedisi ini antara lain ditemukannya beberapa spesies baru di lingkungan Perairan Indonesia dan ditemukannya gunung api bawah laut.
Pelayaran yang dilakukan di Selat Karimata dan Selat Sunda dalam kegiatan South China Sea and Indonesian Seas Transport/ Exchange (SITE), yang merupakan kerjasama antara Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dengan First Institute of Oceanography-Cina juga menggunakan jasa ROV dalam rangka pencarian mooring yang selama kurang lebih enam bulan telah di tanam pada kedua perairan tersebut. Mooring ini merupakan suatu benda yang didalamnya berisi alat-alat pendeteksi beberapa parameter laut, antara lain alat pengukur arus, salinitas, DO (dissolved oxigen), dan lain-lain.
Alasan penggunaan ROV adalah untuk mengurangi resiko penyelaman oleh manusia, dan memudahkan proses pencarian. Titik lokasi perkiraan mooring menjadi titik awal penurunan ROV, namun karena kondisi arus yang cukup besar maka diperlukan waktu yang cukup panjang dalam pencarian mooring. dengan bantuan robot handal ini mooring pun akhirnya dapat ditemukan dan dapat diangkat kembali ke atas kapal untuk kemudian diunduh data-datanya.
0 Komentar