Salahkah aku?

Pagi menjelang siang, saya sempet chat dengan salah seorang dari Pustekkom yang menangani infrastruktur Jardiknas. Dalam chatnya itu kami membicarakan masalah IP DNS yang berubah. Setelah diberi tahu oleh beliau, kemudian saya ketikan IP itu ke IP DNS Access Point. Alhamdulillah setelah di ketik, internetpun berjalan dengan baik.
Setelah lama kami chat, kemudian beliau menanyakan keadaan ICT di kotaku. Awalnya saya ingin menutup-nutupi keadaan yang sedang terjadi. Tapi apalah daya, hati ini tak sanggup untuk berbohong pada orang lain. Akhirnya saya pun menceritakan keadaan ICT yang sedang ada masalah karena sumber daya manusia kurang menunjang yang disertai oleh dana yang minim.
Selesai menceritakan keadaan itu, beliau pun menanggapi. Kira-kira seperti ini tanggapannya “Wajar aja mas, mas khan tinggal di daerah. Jadi masih perlu orang yang betul-betul ingin memajukan daerahnya. Ingat, yang menilai kinerja kita adalah masyarakat, jadi kita jangan memikirkan dulu masalah fee. Apabila masyarakat sudah mengakui kinerja kita, insya allah rezeki kita akan terus mengalir”. Setelah menanggapi masalah itu, beliau pun izin untuk mengikuti rapat.
Sesaat setelah orang tersebut pamit untuk mengikuti rapat, sekitar pukul 10.00 WIB direktur ICT Center datang ke ruanganku. Dan di sana saya menyampaikan masalah yang sama. Kuharap, beliau bisa menerima dengan hangat pembicaraan yang baru saya sampaikan ke Pustekkom. Tapi mengapa beliau menyambutnya bagaikan “petir di siang bolong”. Apa karena saya salah menyampaikan atau karena beliau ketahuan belangnya?
Bagaimana daerahku akan maju, kalau pemimpinku seperti itu terus?

Posting Komentar

0 Komentar